Ma, Siapa yang Makan Mama Sapi?
Selepas subuh, yang baru disiram gerimis, aku
kembali malas-malasan di tempat tidur. Pagi masih dingin, matahari pun belum
muncul. Mata rasanya masih penat dan masih ingin tertangkup rapat. Dua jagoan
kecilku sudah ribut.
Kulangkahkan kaki mencari tahu apa yang sedang
mereka lakukan. Ternyata keduanya sedang asik menonton siaran tentang
hewan-hewan di channel National Geoghrafic. Sedang ditayangkan video tentang
hewan-hewan besar. Diantaranya anaconda yang terkenal besar dan ganas.
“Duh, kakak, adek.. kok nonton begituan? Ngeri
ah… nanti mengigau.” ujarku sambil membujuk mereka mengganti channel TV.
“Ah, nggak ma.. itu kan pengetahuan” sahut si
abang, dengan gayanya yang sok tahu.
“Anaconda ma… ulal…gede…!” sahut si adek,
tidak kalah bersemangatnya.
“Iya sayang, itu ular. Berbahaya.. kalau ketemu
yang begituan nggak boleh dekat-dekat” aku merasa ada kesempatan menjelaskan
tentang bahaya hewan-hewan seperti itu. Pikiranku tiba-tiba saja melintas
kejadian beberapa tahun lalu, salah satu teman sepermainanku yang digigit ular
di semak-semak dekat rumah kami.
“Kakak, kan di sekolahan kakak tu banyak
semak-semak. Hati-hati lho ya….” Pintaku pada anak sulungku.
“Iya ma..”
“Ma..ma.. ulal makan roti kah?” tanya si adek
kemudian.
“Nggak sayang…. Ular makan kodok atau tikus..”
sahutku.
“Trus kalau anaconda makan apa ma?” tanya si
abang.
“Kan gede tuh, mana kenyang makan kodok atau
tikus” si abang menuntut.
“Makan anak sapi” sahutku iseng.
“terus kalau mama sapi bisa nggak dia makan?”
tanya si abang kembali.
“Nggak bisa”jawabku singkat.
“Trus siapa yang makan mama sapi ma?” dia
bertanya kembali. Aku tertawa, entah hendak menyahut apa. Apa aku jawab yang
makan mama sapi, ya mamanya kakak kali ya? Tapi nanti, jangan-jangan aku dikira
mirip ular… hehehe… aku menggaruk-garuk kepala.
Tiba-tiba si adek mendekat,
sambil mengacung tangan.
“Ma… mama… adek tahu… mamaconda ma…” hehehe…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar