Sabtu, 30 Maret 2013

Keluarga adalah Sebuah Tim



Dimuat di Tribun Kaltim 09-08-2012

Mungkin ada yang pernah mendengar celetukan seperti ini, Ih, anak pintar, siapa dulu papa nya. Atau aduh, bandel amat sih, siapa mamanya? Saya pribadi beberapa kali mendengarnya, terutama diantara saya dan tetangga saya.
Awalnya mrs. X tetangga saya kesal dengan celetukan tersebut. Ketika anak bandel, pasti yang menjadi sasaran utama adalah ibu. Karena sebagai ibu rumah tangga khususnya, yang setiap hari di rumah dan bersinggungan dengan anak, ibu lah yang dikatakan paling bertanggung jawab. Apalagi untuk anak prasekolah.
Anak seperti sebuah mesin foto kopi yang menjiplak secara langsung contohnya. Anak bekerja dengan luar biasa menangkap , mengolah data lalu mengembangkannya dalam otak. Dan kemudian mereplika secara persis apa yang mereka lihat.

Bahkan lebih canggih dari sebuah prosessor komputer,  anak bisa membuat kultur nya lebih dominan dari apa yang diterimanya. Ibarat nya dalam proses kultur jaringan yang menyilangkan antara X dominan dan Y dominan, maka anak akan memperoleh X dan Y yang unggul satu paket.
Jadi anak tidak hanya meng Copy Paste sebuah data, tetapi mengembangkannya. Jadi masuk akal ketika anak bandel, maka yang pertama ditanya, adalah bagaimana ibu mendidiknya. Terkhusus untuk yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, karena mereka adalah yang pertama dan yang paling sering di lihat anak.
It’s OK. Kita bisa terima perbincangan, mengapa ibu menjadi sangat bertanggung jawab terhadap perilaku anak.
Akan tetapi pertanyaan lain muncul, mengapa ketika ada yang memuji kecerdasan anak, maka tidak jarang ayah akan muncul sebagai gerbang pembuka. “Wow, jenius! pasti anak nya Mr. Y”.
Ih kok ayahnya sih yang disebut?
Walau tidak se ekspresif wanita sebagai ibu, ayah pasti sangat berbangga memiliki anak yang luar biasa. Apalagi ketika namanya disebut sebagai ayah dari anak tersebut. Tentu ibunya juga bangga dong. Dan pasti ingin juga menjadi bagian dari kebanggan tersebut.
Hanya segelintir keirian konyol, “giliran anak pintar, papanya ngaku-ngaku deh, kalau bandel aja, ibunya yang di semprot” mungkin begitu celetukan yang akan meluncur dari mulut ibu.
Ayah atau suami tidak akan menapik kecerdasan bunda, dan dunia tidak akan menutup mata, bahwa dari rahim dan tangan wanita yang hebat, akan lahir anak yang luar biasa. Jadi betapa mulianya seorang ibu, dan betapa luar biasanya pekerjaan sebagai ibu, dimanapun dia, apapun pekerjaannya. Yang terpenting adalah bahwa ibu adalah profesi utama kaum hawa.
Kesimpulan saya sederhana. Anak yang hebat terlahir dari bunda yang brilliant. Bunda yang brilliant mencetak anak-anak yang jenius sebagai partner kerja bagi suami. Keluarga adalah sebuah team. Kesuksesan team ditentukan dari keceradasan bekerja dan kekompakan.
Jadi, Siapapun yang disebut sebagai embel-embel anak hebat, ibu atau ayah tetap adalah juaranya.

(Rauhiyatul Jannah, S.Si)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar