Di Langit ada Sungai ya?
Lamat-lamat lantunan ayat
Qur’an, terdengar dari sebuah kaset
yang diputar oleh surau dekat rumah. Si kecil Irfan sudah kalang kabut dengan
baju koko. Sementara ayahnya masih santai menonton TV.
“Ayo cepat yah… ayo…. Sudah mau adzan” ujar Irfan.
“ Di rumah saja dek.. mau hujan. Tuh liat.. langitnya sudah gelap.” Ujarku
menenangkan.
“Iya.. mau hujan dek, nanti mama repot mayungin adek ke langgar nya” Sahut
ayahnya santai.
“Nggak usah diantar adeknya… adek berani… “ Irfan
bergaya ultraman sambil berkacak pinggang. Kami tertawa geli melihat kelakuannya.
“Ya.. nggak bisa adek… nanti basah.. adek flu” ujarku.
Kuelus kepala anak bungsuku yang baru
berusia 6 tahun itu. Matanya memandang langit yang semakin tampak gelap.
Pelan-pelan titik hujan turun dan tak lama kemudian membesar lalu jatuh runtuh
menghujam tanah. Irfan memeluk kakiku, raut wajahnya tampak cemas.
“Tuh kan bener kata mama… hujan. Kalau tadi adek ngotot kan basah.” Ujar
ayahnya.
“Ma… ma… kok bisa hujan?”
“Ya… Hmm.. gini dek.. di tanah ini,, di tempat kita
tinggal ka nada sungai, ada laut, ada kolam…” aku jeda
bicaraku sambil menatap kemata anak itu.
“Iya ma… kita kan lewat sungai ma… “
“Nah.. kalau sedang panas.. air dari sana, ikut naik sama panas dari
matahari. Terus.. nanti berkumpul diatas sana”
“Kok bisa ma?” tanya Irfan antusias.
“Seperti mama rebus air dek.. kan ada uap airnya… nah seperti
itu.. nanti kalau sudah banyak baru jatuh jadi hujan..” kepalanya
manggut-manggut lucu.
“Oh, jadi di atas langit itu ada sungai juga ya ma?” Aku
tersenyum menatap wajah anak itu. Anak yang cerdas dan lucu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar