Kamis, 01 Januari 2015

Cerita Saja

Aktifitas dan kreatifitas

Pagi diawali dengan kantuk. Gara-gara malam, anak-anak begadang. Bangun pagi jam 8. Subuh terlewat. Buru-buru mengganti subuh. "Saat kau terbangun dari lelap, saat itulah waktu sholat mu." 
Sarapan pagi ini, martabak telor. Nyummy. Anak-anak suka. Makan lahap, murah meriah. Selepas sarapan, sudah siap dengan agenda baru hari ini. Mengabulkan keinginan bikin celengan dari barang bekas bersama anak. Mengelem, menggunting dan mengecat botol bekas menjadi celengan pesawat yang keren.
mengecat celengan
Hari ini dicoreng dengan kekesalan pada tetangga, karena kerewelannya.

Gara-gara kucing nyasar yang selalu nyosor pengen masuk rumah kami. Mencakar ifan dan menebar bau asam yang mengundang puluhan lalat, maka kusuruh Irfan kembalikan, dari mana asal kucing itu. Tetangga bawel itu mengira kucing yang Irfan letakkan di ujung jalan adalah kucingku. Dipaksanya anakku bawa pulang. Dan ketika Irfan bilang, "itu bukan kucingku," dia mengatakan "Dasar anak pendusta."

Kesal, kesal, kesal! Dasar nenek-nenek cerewet yang sombong. Dulu aku dibuatnya kesal, gara-gara Irfan jatuh dan menabrak pagarnya. Dia heboh bukan main, pagarnya rusak. Sampai tetangga yang lain mencibir. Jengkel. Bukannya iba pada anakku. Padahal, nyatanya pagarnya memang bobrok dari awal, sebelum ditabrak Irfan. Cuma sepeda kecil aja kok yang nabrak. Heboh amat. Minta ganti??? Haa... 

Astagfirullah. Aku masih jauh dari kata sabar. 
Satu-satunya jalan menghindari pertengkaran. Aku minta anakku jangan pernah mendekati rumahnya. Aku sama sekali tidak ingin ada keributan. Damai itu indah.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar