Minggu, 21 September 2014

Sekolah Impian Sejak Usia 3 Tahun, saat Diterima pun Shock

Saya dan suami hanya berandai-andai, ketika melintas sekolah ini bersama si sulung, sekitar delapan tahun lalu. "Nanti, anakku akan jadi siswa sekolah ini."

Pertama kali yang menarik adalah, lokasinya yang jauh dari jalan raya, dipenuhi hutan buatan yang asri.

foto dari FP Bunga Bangsa

Pertimbangan saya ada dua saat bermimpi. Pertama, saya tidak suka jajanan dari pak lek yang biasa mangkal di gerbang sekolah. "Jorok", tidak higienis dan saya meragukan kualitas bahannya. Nah disekolah yang satu ini, jajanan yang begituan, tidak mendapat tempat.

Kok saya tahu? Ya, jika dilihat dari lokasi nya saja sudah ketahuan. Lokasi sekolah ini, dulunya adalah sebuah villa, milik pengusaha ternama di Samarinda. H. Rusli. Kalau tidak salah namanya dulu, adalah Pondok Bunga. Villa tersebut, kemudian disulap menjadi sekolah swasta, yang menerapkan standar international.

Nah, alasan pertama inilah yang menarik saya dan berkata, "Ini sekolah kiki"

Rifqi Kecil Nih

Alasan kedua adalah, bahwa lokasinya luas, dipenuhi banyak pepohonan yang rindang dan bernuansa asri. Saya memang selalu mengaitkan segala sesuatunya dengan sains. Dan dalam hemat saya, anak akan pintar, jika oksigen otaknya tercukupi dengan baik. Sementara di alam, satu-satunya makhluk Allah yang menghasilkan oksigen, ya tumbuhan. Maka kesimpulan saya, lokasi sekolah ini tepat untuk anak belajar dengan santai dan nyaman.

Ini baru mimpi saja. Karena saat berkata, "kiki nanti sekolah disini," saat itu anakku masih berusia 3 tahun. Kami hanya sesekali melintas dalam perjalanan pulang. Lalu numpang narsis di depan sekolah.

Nun, impian itu, dikabulkan Allah beberapa tahun kemudian. Kami berkesempatan merasakan secara langsung sekolah tersebut. Anakku menjadi siswa angkatan ke lima.

Bermain sains bom air (bubuk soda ditambah cuka dan air)

Apa yang saya rasakan pertama kali, saat anak saya masuk sekolah tersebut adalah shock. Pasalnya sekolah tersebut menerapkan sistem full day school. Diantar sejak jam 7 pagi lalu baru bisa pulang jam 4 sore.

Dengan kebiasaan saya yang selalu mengurus segala sesuatu tentang anak sendiri, jujur ada rasa tidak percaya, saat melepaskan anak usia 6 tahun, ke tangan orang lain. Dan bahkan hingga saat ini pun ada saja terselip rasa khawatir, apa saja yang dialami anakku seharian disana. Ditambah lagi, gelitikan dari orang-orang terdekat yang meluruhkan kepercayaan. "Orang tuanya di rumah aja, kok anak dititip disana sih?", "Tega betul sama anak, otaknya diperas seharian" dan lain-lain yang membuatku senewen. Namun suami meyakinkan, kita titip sama Allah. Ini adalah ikhtiar kita memberikan yang terbaik.

Waktu berjalan 6 tahun. Si sulung sudah remaja. Sedikit lagi, dia menamatkan sekolah dasar di sekolah ini. Keyakinan dan ikhtiar kami berbuah manis. Saya sungguh merasakan kualitas pendidikan yang dibangga-banggakan Bunga Bangsa Foundation.

Anak-anak didik, tidak dipaksakan memiliki nilai yang bagus, namun usaha lah yang dihargai. Fasilitas sekolah sangat menggiurkan. Mulai taman praktek bercocok tanam, laboratorium bahasa, hingga klinik untuk pemeriksaan rutin kesehatan tiap anak.

Meskipun anak saya tidak tergolong sangat pintar, tapi yang saya suka adalah pola pikir terbuka nya yang berkembang dengan sangat baik. Si Sulung menjadi ingin selalu tahu, terbiasa berfikir kreatif dan tidak lagi pemalu. Dalam sebulan, mungkin dua atau tiga kali, anak saya belajar bisnis. Dia berjualan di even business day.

even business day (foto dari fp bunga bangsa school)

Usut punya usut, setelah beberapa kali saya menyambangi sekolahnya, ternyata memang cara mengajar guru-guru di sekolah ini memang cukup berbeda. Mereka seperti bermain bersama anak-anak. Apalagi di dukung suasana sekolah yang menenangkan. Kondisi yang agamis juga terasa begitu kental. Mungkin inilah yang membuat ilmu yang di serap anak saya menjadi berkah.

Mungkin tidak mengapa jika saya bersombong diri, selain terbentuk menjadi anak penurut dan cerdas, anak sulung saya kini sudah berhasil menghafal hampir dua juz Al-Quran. Kitab suci yang selalu kami agungkan. tidak terperi rasanya bahagia.

Meskipun diantara kebaikan yang saya pandang, masih begitu banyak kekurangan sistem yang dijalankan yayasan pengelola sekolah ini. Salah satunya, segala sesuatu yang di lakukan sekolah ini bergantung pada uang yang dikeluarkan orang tua. Artinya, sedikit-sedikit duit. Maklumlah, karena sekolah swasta.

Alangkah senangnya jika saja, semua sekolah di kota ini bisa menerapkan standar yang sama. Huft... gara-gara urusan duit inilah, si adik tidak bisa bersekolah di tempat yang sama.

Please dong pemerintah, nggak usah studi banding keluar negeri, untuk sekolah-sekolah keren. Di negeri sendiri juga banyak.

Sebagai ibu, saya hanya minta satu saja. Tolong perhatikan sekolah-sekolah negeri milik pemerintah. Baik itu standar, lingkungan, pola didik dan fasilitas pendukung. Jika semua yang saya mimpikan terkait dengan sekolah bisa di dapat tanpa terbebani biaya dan bisa dipilih disekolah mana saja, alangkah senangnya. 


Tulisan ini disertakan dalam even Momylicious #ParentingBook "Give Away Sekolah Impian"

4 komentar:

  1. Harapan orgtua agar anandanya bisa sekolah di tempat yg diimpikan ternyata menjadi sebuah doa yg diijabal Allah Swt ya Mbak... Alhamdulillah banget ya...siapa sangka akhirnya sang ananda bisa bwrsekolah di sana.. Sekolahnya bagus ya...konsepnya sekolah yg bernuansa lingkungan hijau...asri dan adem kayaknya... Lalu guru2 yg mengajae di sana juga punya cara mengajar ygunik ya? Mengajarkan materi seolah sambil bermain2 dgn anak didik... Konsepnya yg tdk menekankan nilai ttp menghargai usaha menurutku bagus tuh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Rita, Alhamdulillah... saya banyak-banyak bersyukur.
      Terimakasih sudah berkunjung ya, Mbak.

      Hapus
  2. memang sekolah bunga bangsa keren mba.. dulu arya hanya sempat play group disana sebelum pindah ke bontang. tahun itu pun sudah bagus banget.. apalagi sekarang.. :))
    semoga ananda akan selalu jadi kebanggaan orang tua, saleh dan dapat memamfaaykan ilmunya untuk kebaikan umat manusia kelak ya mba.. aminnn

    BalasHapus
  3. Iya mba Yuni. Terus memperbaiki diri juga mba, untuk mencetak generasi unggul.
    Terimakasih banyak sudah berkunjung dan atas doa nya ya mba Yun. Mudah-mudahan menjadi generasi muslim yang tangguh dan penyejuk hati kedua orang tuanya, yaitu kami ya mba. Amiin.

    BalasHapus